Rabu, 18 Mei 2016

4 Wanita Penyebab Runtuhnya Sebuah Kerajaan

Dibalik kesuksesan seorang laki-laki, terdapat seorang wanita hebat. Barisan kata yang menyanjung kaum wanita ini tentu akan diiyakan oleh banyak orang jika faktanya memang demikian. Namun tak semua wanita berhati mulia. Setidaknya sejarah telah memperlihatkan kepada kita bahwa wanita berperan sangat besar untuk meruntuhkan suatu kerajaan, seperti contoh wanita-wanita berikut ini menurut conqueror-kingdom:



1. Marie Antoinette (Queen of France and Navarre) (10 Mei 1774 – 21 September 1792)

Marie Antoinette atau bernama lengkap Maria Antonia Josepha Johanna von Habsburg-Lothringen, lahir pada tanggal 2 November 1755 di Vienna, Austria. Dia merupakan anak dari kaisar kekaisaran Romawi Suci, Francis I dan istrinya Ratu Maria Theresa yang berasal dari Austria. Marie Antoinette merupakan istri dari raja Louis-Auguste de France. Ia menikah pada usia 14 tahun, sedangkan pangeran louis berusia 15 tahun. Ibunya menikahkan Marie dengan pangeran Louis untuk memperbaiki hubungan antara Austria dengan Perancis.


4 Wanita Penyebab Runtuhnya Sebuah Kerajaan


Dalam sejarah, Marie merupakan seorang ratu yang bergaya hidup mewah dan boros. oleh sebab itu, hal tersebut sebagian besar mempengaruhi keadaan perekonomian masyarakat di Perancis. selain akibat dari gaya hidup ratu, krisis perekonomian di Perancis dipengaruhi juga oleh korupsi pada pemerintahannya. Mengenai gaya hidupnya, Marie terus mendapat tuntutan dari rakyat, bahkan dalam sejarah, rakyatnya pernah mengatakan "kami bahkan tidak bisa membeli roti", menanggapi hal itu, dengan mudahnya sang ratu menjawab "kalau begitu, belilah kue (makanan yang lebih murah dari roti)". Akhirnya rakyat bersatu untuk menurunkan pemerintahan Louis XVI dan menyebabkan Revolusi Perancis. Warga Prancis menghakimi Antoinette sebagai ningrat yang suka berfoya-foya terutama di istana Trianon (faktanya memang begitu) dan cinta busana,( kabarnya ia juga yang menjadi inspirasi Prancis menjadi negeri fashion) serta berhura-hura hingga fajar tiba. Dangkal, lemah, angkuh, self-indulgent, tidak suka politik, tidak suka membaca, tak pernah selesai membaca surat dan lain-lainnya menjadi ciri yang menempel pada Ratu Prancis tersebut yang mulai tinggal di Istana Versailles sejak umur 14 tahun.

2. Helene (Helene dari Troya) (Helene dari Sparta)


Helene adalah tokoh perempuan yang terkenal dalam mitologi Yunani. Dia memiliki penampilan yang sangat cantik, bahkan dalam mitologi disebut sebagai "wanita tercantik di dunia", sehingga diinginkan oleh banyak raja di Yunani tetapi pada akhirnya dia menikah dengan Menelaos dari Sparta. Paris, seorang pangeran Troya, membawa kabur Helene dari Sparta. Hal ini memicu kemarahan Menelaos sehingga Troya diserang oleh para raja Yunani dan terjadilah Perang Troya. Perang ini merupakan salah satu peristiwa terpenting dalam mitologi Yunani dan diceritakan di banyak karya sastra Yunani. Setelah Kerajaan/Kota Troya dihancurkan, Helene kembali ke Sparta bersama suaminya. 

Orang Yunani kuno mempercayai Perang Troya sebagai peristiwa sejarah yang terjadi pada abad ke-13 atau 12 SM, dan meyakini bahwa Troya terletak di Turki modern di dekat Dardanelles. Pada masa modern, baik perang maupun kota Troya pada awalnya banyak dianggap bukan sebagai peristiwa sejarah. Akan tetapi pada tahun 1868, Arkeolog Jerman Heinrich Schliemann bertemu Frank Calvert, yang meyakinkan Schliemann bahwa Troya ada di Hissarlik (Marmara,  Turki) dan Schliemann kemudian mengambil alih penggalian Calvert dengan properti milik Calvert; klaim ini kini diterima oleh sebagian besar sejarawan.

3. Ibu suri Cixi (29 November 1835 – 15 November 1908)


4 Wanita Penyebab Runtuhnya Sebuah Kerajaan


Ibusuri Cixi umumnya dikenal di Tiongkok sebagai Ibu suri Barat adalah istri Kaisar Xianfeng dari klan Yehenara Manchu. Bersama dengan Ibu suri Timur (Ci'an), ia memerintah dari balik tirai sesaat setelah wafatnya Kaisar Xianfeng. Cixi berasal dari keluarga Manchu yang sederhana. Suatu hari ia terpilih menjadi selir Kaisar Xianfeng. Cixi melahirkan seorang anak laki-laki sebelum kematian kaisar. Ia menjatuhkan menteri-menteri yang ditunjuk oleh kaisar, lalu memerintah dari balik tirai atas nama putranya, Kaisar Tongzhi. Pada tahun 1875, kematian menuntut nyawa Tongzhi. Cixi lalu menunjuk keponakannya Guangxu sebagai kaisar. Ia berkuasa di Tiongkok selama 47 tahun dari tahun 1861 sampai kematiannya pada tahun 1908. Sejarawan Kuomintang dan Komunis menggambarkannya sebagai seorang despot dan penjahat yang bertanggung jawab atas jatuhnya Dinasti Qing.
 
Salah satu event terpenting dalam masa Ci Xi adalah peristiwa Boxer [Yi He Tuan] . Penyebab Boxer bisa meletus menjadi sebuah kerusuhan (pemberontakan kalau dari segi pandang Barat). Sasaran Boxer adalah terutama orang asing termasuklah misionaris, pedagang dan orang Tionghoa yang dianggap menjadi kaki tangan kekuatan asing di Tiongkok. Ada yang bilang Boxer adalah gerakan anti-Kristen, ini boleh saja disebut begitu karena memang ada unsur clash-agama di sana.
Pada awal para Boxer mengumumkan gerakan mereka melawan kekuatan asing, Maharatu Cixi sangat gembira dan mendukung gerakan ini. Ini dikarenakan Cixi sebenarnya sangat membenci kekuatan asing di Tiongkok, namun tidak berdaya menghadapi mereka dan ia berharap bahwa milisi Boxer ini dapat digunakan untuk melawan kekuatan Barat tadi. Boxer tidak seluruhnya berupa orang baik, banyak sekali preman yang bergabung dalam Boxer, mereka mendirikan perkumpulan yang mengadakan upacara shamanisme, memprovokasi rakyat setempat. Kaum terpelajar biasanya simpati terhadap organisasi ini, namun tidak berniat ikut di dalamnya. Mereka mendukung secara moriil dan materiil.

Pemerintah Qing (Maharatu Cixi) mendukung secara diam-diam kegiatan ini, namun di pihak lain juga memerintahkan untuk melindungi para misionaris dan kepentingan asing di seluruh Tiongkok. Sampai pada pertengahan tahun 1900, pemerintah menyatakan dukungan terbuka (resmi) terhadap Boxer dan membatalkan seluruh perlindungan terhadap orang asing di pelosok Tiongkok. Orang asing seluruhnya mengungsi ke Beijing untuk mencari perlindungan ke kedubes masing-masing negara. Waktu itu, Herbert Hoover, yang kemudian menjadi presiden AS tahun 1923-1933 juga terperangkap di Tianjin sebelum meloloskan diri ke Inggris. Di Beijing, diplomat Jerman dan Jepang terbunuh dalam peristiwa ini.

Dalam waktu bersamaan, Cixi yang bodoh dan tak cakap memerintah juga memaklumatkan perang terhadap seluruh kekuatan asing di Tiongkok. Militer Qing bersama Boxer mengusir seluruh orang asing dari Tiongkok. Ini menyebabkan kekuatan asing bersatu dan sepakat membentuk satu kekuatan dari 8 negara dan menyerang Beijing dalam 2 tahap. Tahap 1 terdiri dari 8000 pasukan Jepang , 3000 pasukan Inggris , 4800 pasukan Russia , 2100 pasukan Amerika Serikat , 800 pasukan Perancis , 60 pasukan Austria , 60 pasukan Italia . Tahap dua , pasukan sekutu mendapat tambahan 28000 pasukan Jerman (yang baru sampai) , 15000 pasukan Perancis , 7500 pasukan Amerika Serikat , 2000 pasukan Italia , 140 pasukan Austria, 26000 pasukan Russia , 26000 pasukan Inggris dan 600 pasukan Belgia yang datang terakhir.

Kekuatan seperti ini sangat cukup untuk melibas pemberontakan Boxer dan tentara Qing. Mereka merangsek sampai Beijing dan menguasai istana (Kota Terlarang) pada tanggal 15 Juli 1900. Cixi, Kaisar Guangxu dan pejabat istana mengungsi ke Xian. Semua ini menjadi begini karena tindakan gegabah Cixi, seorang yang cuma mahir akan intrik politik namun tidak mengerti pemerintahan.


 
4. Su Daji


Su Daji adalah selir Kaisar Zhou (Kaisar terakhir dari Dinasti Shāng (1600—1046 SM)). Ia adalah salah satu dari wanita cantik yang meruntuhkan dinasti Shang. Pengaruh Su Daji terhadap Kaisar Zhou terlihat dari pesta pora yang diadakan di istana untuknya. Selain itu, Kaisar Zhou juga sering menjamu orang-orang terpandang atas pengaruh Daji. Kaisar Zhou pun meningkatkan penggunaan hukuman penyiksaan karena Su Daji ternyata menyukai jeritan orang kesakitan. Hal ini membuat rakyat berusaha menggulingkan pemerintahannya. Akhirnya, Kaisar Wu dari Dinasti Zhou yang membalas dendam atas kematian kakaknya melihat pemerintahan dinasti Shang goyah, berhasil menggulingkan Kaisar Zhou. Kaisar Zhou membakar diri sampai mati, sedangkan Su Daji akhirnya menggantung dirinya sendiri. Su Daji digambarkan dalam cerita fiksi terkenal Fengshen Yanyi sebagai siluman rubah dengan paras wanita cantik dan kejam.


Tidak ada komentar: