Dibalik kesuksesan
seorang laki-laki, terdapat seorang wanita hebat. Barisan kata yang menyanjung
kaum wanita ini tentu akan diiyakan oleh banyak orang jika faktanya memang
demikian. Namun tak semua wanita berhati mulia. Setidaknya sejarah telah
memperlihatkan kepada kita bahwa wanita berperan sangat besar untuk meruntuhkan
suatu kerajaan, seperti contoh wanita-wanita berikut ini menurut
conqueror-kingdom:
1. Marie
Antoinette (Queen of France and Navarre) (10 Mei 1774 – 21 September 1792)
Marie Antoinette atau bernama lengkap
Maria Antonia Josepha Johanna von Habsburg-Lothringen, lahir pada tanggal 2
November 1755 di Vienna, Austria. Dia merupakan anak dari kaisar kekaisaran
Romawi Suci, Francis I dan istrinya Ratu Maria Theresa yang berasal dari
Austria. Marie Antoinette merupakan istri dari raja Louis-Auguste de France. Ia
menikah pada usia 14 tahun, sedangkan pangeran louis berusia 15 tahun. Ibunya
menikahkan Marie dengan pangeran Louis untuk memperbaiki hubungan antara
Austria dengan Perancis.
Dalam sejarah, Marie merupakan seorang
ratu yang bergaya hidup mewah dan boros. oleh sebab itu, hal tersebut sebagian
besar mempengaruhi keadaan perekonomian masyarakat di Perancis. selain akibat
dari gaya hidup ratu, krisis perekonomian di Perancis dipengaruhi juga oleh
korupsi pada pemerintahannya. Mengenai gaya hidupnya, Marie terus mendapat
tuntutan dari rakyat, bahkan dalam sejarah, rakyatnya pernah mengatakan "kami
bahkan tidak bisa membeli roti", menanggapi hal itu, dengan mudahnya sang
ratu menjawab "kalau begitu, belilah kue (makanan yang lebih murah dari
roti)". Akhirnya rakyat bersatu untuk menurunkan pemerintahan Louis XVI
dan menyebabkan Revolusi Perancis. Warga Prancis menghakimi Antoinette sebagai
ningrat yang suka berfoya-foya terutama di istana Trianon (faktanya memang
begitu) dan cinta busana,( kabarnya ia juga yang menjadi inspirasi Prancis
menjadi negeri fashion) serta berhura-hura hingga fajar tiba. Dangkal, lemah,
angkuh, self-indulgent, tidak suka politik, tidak suka membaca, tak pernah
selesai membaca surat dan lain-lainnya menjadi ciri yang menempel pada Ratu
Prancis tersebut yang mulai tinggal di Istana Versailles sejak umur 14 tahun.
2. Helene (Helene dari Troya) (Helene dari
Sparta)
Helene adalah tokoh perempuan yang
terkenal dalam mitologi Yunani. Dia memiliki penampilan yang sangat cantik,
bahkan dalam mitologi disebut sebagai "wanita tercantik di dunia",
sehingga diinginkan oleh banyak raja di Yunani tetapi pada akhirnya dia menikah
dengan Menelaos dari Sparta. Paris, seorang pangeran Troya, membawa kabur
Helene dari Sparta. Hal ini memicu kemarahan Menelaos sehingga Troya diserang
oleh para raja Yunani dan terjadilah Perang Troya. Perang ini merupakan salah
satu peristiwa terpenting dalam mitologi Yunani dan diceritakan di banyak karya
sastra Yunani. Setelah Kerajaan/Kota Troya dihancurkan, Helene kembali ke
Sparta bersama suaminya.
Orang Yunani kuno mempercayai Perang
Troya sebagai peristiwa sejarah yang terjadi pada abad ke-13 atau 12 SM, dan
meyakini bahwa Troya terletak di Turki modern di dekat Dardanelles. Pada masa
modern, baik perang maupun kota Troya pada awalnya banyak dianggap bukan
sebagai peristiwa sejarah. Akan tetapi pada tahun 1868, Arkeolog Jerman
Heinrich Schliemann bertemu Frank Calvert, yang meyakinkan Schliemann bahwa
Troya ada di Hissarlik (Marmara, Turki)
dan Schliemann kemudian mengambil alih penggalian Calvert dengan properti milik
Calvert; klaim ini kini diterima oleh sebagian besar sejarawan.
3. Ibu suri Cixi (29 November 1835 – 15
November 1908)
Ibusuri Cixi umumnya dikenal di Tiongkok sebagai Ibu suri Barat adalah istri
Kaisar Xianfeng dari klan Yehenara Manchu. Bersama dengan Ibu suri Timur
(Ci'an), ia memerintah dari balik tirai sesaat setelah wafatnya Kaisar
Xianfeng. Cixi berasal dari keluarga Manchu yang sederhana. Suatu hari ia
terpilih menjadi selir Kaisar Xianfeng. Cixi melahirkan seorang anak laki-laki
sebelum kematian kaisar. Ia menjatuhkan menteri-menteri yang ditunjuk oleh
kaisar, lalu memerintah dari balik tirai atas nama putranya, Kaisar Tongzhi.
Pada tahun 1875, kematian menuntut nyawa Tongzhi. Cixi lalu menunjuk
keponakannya Guangxu sebagai kaisar. Ia berkuasa di Tiongkok selama 47 tahun
dari tahun 1861 sampai kematiannya pada tahun 1908. Sejarawan Kuomintang dan Komunis
menggambarkannya sebagai seorang despot dan penjahat yang bertanggung jawab
atas jatuhnya Dinasti Qing.
Salah satu event terpenting dalam masa
Ci Xi adalah peristiwa Boxer [Yi He Tuan] . Penyebab Boxer bisa meletus menjadi
sebuah kerusuhan (pemberontakan kalau dari segi pandang Barat). Sasaran Boxer
adalah terutama orang asing termasuklah misionaris, pedagang dan orang Tionghoa
yang dianggap menjadi kaki tangan kekuatan asing di Tiongkok. Ada yang bilang
Boxer adalah gerakan anti-Kristen, ini boleh saja disebut begitu karena memang
ada unsur clash-agama di sana.
Pada awal para Boxer mengumumkan gerakan
mereka melawan kekuatan asing, Maharatu Cixi sangat gembira dan mendukung
gerakan ini. Ini dikarenakan Cixi sebenarnya sangat membenci kekuatan asing di
Tiongkok, namun tidak berdaya menghadapi mereka dan ia berharap bahwa milisi
Boxer ini dapat digunakan untuk melawan kekuatan Barat tadi. Boxer tidak
seluruhnya berupa orang baik, banyak sekali preman yang bergabung dalam Boxer, mereka
mendirikan perkumpulan yang mengadakan upacara shamanisme, memprovokasi rakyat
setempat. Kaum terpelajar biasanya simpati terhadap organisasi ini, namun tidak
berniat ikut di dalamnya. Mereka mendukung secara moriil dan materiil.
Pemerintah Qing (Maharatu Cixi)
mendukung secara diam-diam kegiatan ini, namun di pihak lain juga memerintahkan
untuk melindungi para misionaris dan kepentingan asing di seluruh Tiongkok.
Sampai pada pertengahan tahun 1900, pemerintah menyatakan dukungan terbuka
(resmi) terhadap Boxer dan membatalkan seluruh perlindungan terhadap orang
asing di pelosok Tiongkok. Orang asing seluruhnya mengungsi ke Beijing untuk
mencari perlindungan ke kedubes masing-masing negara. Waktu itu, Herbert
Hoover, yang kemudian menjadi presiden AS tahun 1923-1933 juga terperangkap di
Tianjin sebelum meloloskan diri ke Inggris. Di Beijing, diplomat Jerman dan
Jepang terbunuh dalam peristiwa ini.
Dalam waktu bersamaan, Cixi yang bodoh
dan tak cakap memerintah juga memaklumatkan perang terhadap seluruh kekuatan
asing di Tiongkok. Militer Qing bersama Boxer mengusir seluruh orang asing dari
Tiongkok. Ini menyebabkan kekuatan asing bersatu dan sepakat membentuk satu
kekuatan dari 8 negara dan menyerang Beijing dalam 2 tahap. Tahap 1 terdiri
dari 8000 pasukan Jepang , 3000 pasukan Inggris , 4800 pasukan Russia , 2100
pasukan Amerika Serikat , 800 pasukan Perancis , 60 pasukan Austria , 60
pasukan Italia . Tahap dua , pasukan sekutu mendapat tambahan 28000 pasukan
Jerman (yang baru sampai) , 15000 pasukan Perancis , 7500 pasukan Amerika
Serikat , 2000 pasukan Italia , 140 pasukan Austria, 26000 pasukan Russia ,
26000 pasukan Inggris dan 600 pasukan Belgia yang datang terakhir.
Kekuatan seperti ini sangat cukup untuk
melibas pemberontakan Boxer dan tentara Qing. Mereka merangsek sampai Beijing
dan menguasai istana (Kota Terlarang) pada tanggal 15 Juli 1900. Cixi, Kaisar
Guangxu dan pejabat istana mengungsi ke Xian. Semua ini menjadi begini karena
tindakan gegabah Cixi, seorang yang cuma mahir akan intrik politik namun tidak
mengerti pemerintahan.
4. Su Daji
Su Daji adalah selir Kaisar Zhou (Kaisar
terakhir dari Dinasti Shāng (1600—1046 SM)). Ia adalah salah satu dari wanita
cantik yang meruntuhkan dinasti Shang. Pengaruh Su Daji terhadap Kaisar Zhou
terlihat dari pesta pora yang diadakan di istana untuknya. Selain itu, Kaisar
Zhou juga sering menjamu orang-orang terpandang atas pengaruh Daji. Kaisar Zhou
pun meningkatkan penggunaan hukuman penyiksaan karena Su Daji ternyata menyukai
jeritan orang kesakitan. Hal ini membuat rakyat berusaha menggulingkan
pemerintahannya. Akhirnya, Kaisar Wu dari Dinasti Zhou yang membalas dendam
atas kematian kakaknya melihat pemerintahan dinasti Shang goyah, berhasil
menggulingkan Kaisar Zhou. Kaisar Zhou membakar diri sampai mati, sedangkan Su Daji akhirnya menggantung dirinya sendiri. Su Daji digambarkan dalam cerita fiksi
terkenal Fengshen Yanyi sebagai siluman rubah dengan paras wanita cantik dan
kejam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar