Kuda
telah memainkan peran yang luas dalam kebudayaan manusia. Hewan ini telah lama
merupakan salah satu hewan peliharaan yang penting secara ekonomis dan
historis, dan telah memegang peranan penting dalam pengangkutan orang dan
barang selama ribuan tahun. Kuda juga dalam berbagai kebudayaan dianggap
sebagai simbol kebebasan, kecerdasan, dan kekuatan. Dan juga bagi suku indian
kuda menjadi hewan yang sangat dihargai, karena sebelum kuda-kuda itu dibawa ke
Amerika oleh pendatang Eropa tahun 1493, hewan peliharaan suku Indian hanyalah
anjing dan kuda juga penyebab kekalahan mereka. Bagi suku mongol dan suku
nomaden lainnya adalah "Kita dilahirkan, dibesarkan, makan dan mati diatas
kuda". Inilah nama kuda yang menjadi legenda, menurut conqueror-kingdom :
7. Si Windu
Si
Windu atau nama lengkapnya Winduhaji (Menurut sumber buku Cirebon PS Sulendraningrat)
adalah kuda putih, kecil yang lincah dan hebat sejenis kuda Sumbawa (Sandalwood
Pony) yaitu jenis kuda kuningan yang dimiliki oleh penguasa Kuningan Adipati Ewangga atau Suranggajaya
(1478 M) yang tercatat dengan tinta emas dalam sejarah Kuningan, Jawa Barat, Indonesia. Sang Adipati,
seorang panglima pasukan dari Kuningan yang gagah berani sakti mandraguna,
menunggangi kuda peliharaannya dalam perjalanan perang untuk bertempur membantu
Cirebon menundukkan Galuh, Wiralodra (Indramayu), bahkan ke Sundakalapa
menundukkan Portugis. Kegesitan dan kelincahan Si Windu terlihat ketika Sang
Adipati Kuningan bertempur dengan Prabu Wiralodra yang menunggang gajah. Dengan
ketangguhan dan kegesitan kuda “Si Windu” pertempuran tersebut akhirnya
dimenangkan Sang Adipati Kuningan.
6. Gagak Rimang dan Nila Ambara (Kuda Ronggolawe)
Gagak
Rimang adalah kuda (kuda Sumbawa (Sandalwood Pony) berwarna hitam yang
digambarkan kuat dan lincah) andalan Arya Penangsang atau Arya Jipang atau Ji
Pang Kang seorang Bupati Jipang Panolan (1549 M) (sekarang cepu, blora, Jawa
Tengah, Indonesia). Menurut legenda kuda ini mampu melompat menyemberangi
sungai Bengawan Solo. Ketika tuannya
terbunuh, kuda ini hilang misterius.
Nila
Ambara adalah kuda (kuda Sumbawa (Sandalwood Pony) berwarna hitam yang digambarkan
kuat dan lincah) andalan Ranggalawe atau Rangga Lawe salah satu pengikut Raden
Wijaya yang berjasa besar dalam perjuangan mendirikan Kerajaan Majapahit, namun
meninggal sebagai pemberontak pertama dalam sejarah kerajaan ini akibat
dianggap menyusun pemberontakan di Tuban (sekarang tuban, Jawa Timur, Indonesia) (1295
M). Kuda Nila Ambara tewas kena tusuk tombak dalam pertempuran di sungai tambak
beras (sungai kecil di Jawa Timur).
5. Matsukaze
atau Tanikaze
Matsukaze
(angin di pohon pinus) atau sering disebut juga Tanikaze (angin lembah) adalah kuda
yang ditunggangi Maeda Toshimasu atau Maeda Keiji (1543 — 1612 M) dalam sejarah
Jepang. Kuda ini memiliki ukuran tubuh diatas normal dan mempunyai kekuatan
otot yang besar, karena itu kuda ini mampu membawa tubuh besar tuannya yang
memakai baju jirah horo selama berhari-hari. Kuda ini sering di gambarkan
berwarna hitam berambut putih. Berdasarkan legenda, Matsukaze adalah kuda yang lahir melalui pembiakan
selektif dari kuda terbaik yang tersedia dan kuda ini tidak memperbolehkan siapapun
mengendarainya, tetapi hanya Maeda yang dapat menjinakkan kuda tersebut.
Beberapa mengatakan mungkin karena sifat liar Maeda. Sejak saat itu, mereka
tidak pernah berpisah. Setelah kematian tuannya, dikatakan bahwa Matsukaze lari
dan tidak pernah terlihat lagi. Di Jepang Matsukaze sering dibandingkan
kekuatannya dengan Red Hare dari sejarah Tiongkok.
4. Babieca atau Bavieca
Merupakan
kuda perang (Berwarna putih jenis kuda Andalusia) yang ditunggangi oleh El Cid atau
El Cid Campeador dari Spanyol (1044 -1099 M). Ada beberapa legenda yang muncul
tentang hubungan El Cid dengan Babieca. Legenda apapun yang dipercaya, Babieca
telah menjadi seekor kuda perang yang hebat, ditakuti oleh musuh-musuh El Cid,
disegani oleh para umat Kristen, dan tentu saja dicintai oleh El Cid. Beberapa
dokumen mengatakan bahwa setelah kematian El Cid dalam peperangan, Babieca tidak
pernah ditunggangi lagi dan kemudian mati dua tahun setelahnya pada usia 40
tahun.
3. Zuljanah atau Dhuljanah (Al Murtajiz)
Kuda
(kuda arab berwarna putih berambut pirang) yang ditunggangi Husain bin Ali bin
Abi Thalib. Zuljanah merupakan kuda Rasulullah SAW yang diberikan kepada Husain
bin Ali bin Abi Thalib ketika masih kecil. Ketika Husain bin Ali bin Abi Thalib
tersungkur dan jatuh pada Pertempuran Karbala (680 M). Zuljanah berjalan
mengitarinya, melindungi junjungannya dari serangan musuh yang datang. Ia
mengusap kepala Husain bin Ali bin Abi Thalib yang bersimbah darah dengan
kepalanya. Puluhan orang merangsek mendekati Zuljanah, tapi ia dengan tangkas
mengibaskan kaki dan ekornya, bergeliat begitu perkasa, sehingga beberapa orang
dan kuda-kuda lainnya jatuh binasa. Merasa aman Zuljanah kembali kepada Husain
bin Ali bin Abi Thalib, mengusap dan menghirup darah yang mengalir dari kepala
Husain bin Ali bin Abi Thalib. Lalu ia melengking dengan keras. Jeritan,
teriakan, kesedihan, perpisahan. Kemudian dengan cepat ia lari ke tenda
perempuan dan anak-anak. Setelah itu Zuljanah tidak pernah terlihat lagi.
2. Bucephalus atau Bucephalas
Bucephalus atau Bucephalas yang artinya kepala sapi adalah
kuda (berwarna hitam dengan alisnya berwarna putih dan bermata biru) yang ditunggangi
oleh Alexander Agung dan mati di Pertempuran Sungai Hydaspes (Pakistan) (326
SM). Kuda ini di dapat oleh Alexander Agung saat berumur 13 tahun, pada saat
itu ada sayembara untuk menjinakkan kuda ini karena tak ada seorang pun yang
dapat menjinakkanya. Di ceritakan kuda ini sangat lincah sewaktu melawan
pasukan Gajah. Kuda ini diyakini berasal dari kuda jenis akhal theke tapi ada
juga yang meyakini dari jenis kuda Arab. Menurut legenda kuda ini dikatakan
merupakan keturunan dari kuda betina Diomedes (mitologi Yunani).
1. Red Hare atau Terwelu/Kelinci Merah
(chituma)
Red
Hare atau Terwelu Merah (chituma) adalah kuda berwarna merah menyala (tanpa ada
warna lain) yang ditunggangi oleh Lu Bu dan selanjutnya oleh Guan Yu, kuda ini
hidup di Zaman Tiga Kerajaan sejarah Tiongkok (221 – 269 M). Menurut legenda kuda ini berasal
dari Fergana dan dapat berlari sejauh 1000 li (500 km) dalam satu hari. Dalam
novel Kisah Tiga Negara, kuda ini digambarkan sangat kuat, mampu melompati
parit, memiliki daya tahan kecepatan dan daya tahan dalam pertempuran. Kuda ini
mati, konon karena tidak mau makan setelah kematian Guan Yu. Kuda ini juga
diyakini sebagai kuda yang dimaksudkan dalam legenda “kuda berkeringat darah”
yang diinginkan Kaisar Wudi pada masa Dinasti Han (156 – 87 SM). Pada saat ini kuda ini diyakini
dari jenis akhal theke.
3 komentar:
kuda chituma memang sangat kencang, kecepatanya itu sudah tidak di ragukan lagi , buat anda yang ingin bermain Poker online ataupacuan kuda bisa coba menggunjungi situs website kami di mejasakong.com
ya..
Dasar bandar goblok
Posting Komentar